36 research outputs found

    Pengembangan LKPD berbasis Android Untuk Mata Pelajaran Sejarah Kelas XII

    Get PDF
    LKPD can help prepare students for school exams or daily tests. The focus of development is on history subjects for class XII (twelve) students. The LKPD contains material and practice questions. The method used in this research is a research and development method using a software development approach in this case is android-based software. The development of android-based LKPD for History Subject Class XII uses the ADDIE model, namely Analysis (analysis), Design (design), Development (development), Implementation (implementation), and Evaluation (evaluation). The data analysis technique used in this research is descriptive analysis, namely by calculating the percentage value of the validation results. The results of the research and discussion are; The assessment from material experts regarding android-based LKPD for Class XII History Subjects obtained an average value of all indicators of 4.20. Based on this assessment, the teaching materials are declared Eligible to use; Assessments from media experts regarding android-based LKPD for Class XII History Subjects obtained an average score of 4.5 in the "Very Eligible" category; and the trial was conducted at SMAN 1 Rumbio Jaya in class XII with 30 students. Students' assessment of the Android-based LKPD obtained an average value of all indicators of 4.0. Based on these data, the Android-based LKPD was declared "Eligible" to use

    DEVELOPMENT OF MUSEUM WEBSITES TO ENHANCE HISTORICAL THINKING SKILLS IN HISTORY LEARNING

    Get PDF
    Abstrak: Keterampilan berpikir historis menjadi keterampilan penting yang harus dikembangkan dalam pembelajaran sejarah. Melalui keterampilan berpikir historis, siswa didorong untuk melakukan penyelidikan historis melalui kegiatan mencari, menemukan, menganalisis, merekonstruksi, dan menggeneralisasi suatu peristiwa masa lalu. Ketersediaan sumber-sumber sejarah yang dapat digunakan sebagai infromasi dalam rekonstruksi masa lalu, sangat terkait dengan kegiatan investigasi sejarah. Namun, salah satu masalah utama yang dihadapi siswa ketika belajar sejarah adalah kelangkaan bahan sejarah. Untuk meningkatkan kegiatan penelitian sejarah dan menumbuhkan pengembangan kemampuan berpikir sejarah, kita harus mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi keterbatasan sumber sejarah salah satunya melalui pengembangan website museum . Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan website museum sejarah sebagai salah satu pusat sumber sejarah yang dapat diakses dengan mudah oleh siswa guna meningkatkan keterampilan berpikir historis siswa. Metode penelitian pengembangan (R&D) digunakan untuk dalam penelitian ini. Sampel penelitian adalah 180 Siswa Sekolah Menengah Atas yang diambil dari 564 siswa SMA di Kota Pekanbaru melalui teknik purposive sampling. Tahap-tahap penelitian dibagi menjadi tahap analisis permasalahan dan pengembangan website, tahap penyusunan desaian website, dan tahap uji validaasi ahli, uji coba produk, uji validtas, dan reliabilitas, tahap uji efektivitas produk dalam meningkatkan keterampilan berpikir historis. Instrumen penelitian terdiri dari lembar validasi ahli, lembar uji coba produk, dan tes keterampilan berpikir historis. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, penyebaran angket validasi ahli dan angket uji coba produk, serta tes keterampilan berpikir historis. Data hasil penelitian dianalisis dengan pendekatan kuantitatif melalui uji statistic uji t untuk melihat pengaruh yang diberikan oleh website museum terhadap keterampilan berpikir historis peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Website Museum yang dikembangkan valid dan reliabel digunakan utuk meningkatkan keterampilan berpikir historis siswa dalam pembelajaran sejarah. Hasil uji t menunjukkan bahwa Website Museum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan berpikir historis siswa yang dikonfirmasi oleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05).   Kata Kunci: Website, Museum Sejarah, Keterampilan Berfikir Historis, Pembelajran Sejara

    THE USE OF THE ANDROID-BASED SANG NILA UTAMA DIGITAL MUSEUM APPLICATION TO IMPROVE SKILLS USE PRIMARY SOURCE EVIDENCE

    Get PDF
    Abstract: The low skills of students in reading and analyzing historical sources are caused by social restrictions due to the covid-19 pandemic. So that activities outside of school such as historical field trips are abolished. Responding to this issue, this study aims to determine whether there is an effect of using the Android-based Sang Nila Utama digital museum application on the skills of using primary source evidence for high school students in Pekanbaru City. Experimental research method with randomized pretest-posttest control group design is used as an approach in this study. The research subjects involved 96 students of SMA Negeri 1 Pekanbaru City who were selected through proportional sampling technique. The research data were collected through the use of primary source evidence skill test sheets which were arranged based on the research objectives. The data analysis of the research results was carried out with a quantitative descriptive approach through the t-test statistical test to see the effect of giving treatment to the variable. The research findings show that there is a significant effect of using the Android-based Sang Nila Utama digital museum application on the skills of using primary source evidence of high school students in Pekanbaru City which is confirmed by the t-test significance value of 0.000 or less than 0.05. The average posttest score between the control group and the experimental group showed a difference. So it was concluded that the use of the Android-based Sang Nila Utama digital museum application had a significant effect on students' primary source evidence use skills.   Keywords: Android application, Sang Nila museum, use primary source evidenc

    Analisis Kompetensi Dasar Esensial pada Mata Pelajaran Sejarah Indonesia di Masa Pandemi Covid-19

    Get PDF
    Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan hasil analisis kompetensi dasar esensial mata pelajaran sejarah Indonesia di masa kurikulum darurat berdasarkan asas UKRK (Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian). Silabus yang digunakan oleh guru sejarah Indonesia di awal masa pandemi dan transisi pasca dikeluarkannya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik No 719/P Tahun 2020 masih menggunakan silabus yang dibuat pada masa kondisi sebelum Covid-19. Akibatnya, pembelajaran sejarah Indonesia yang bersumber dari silabus menjadi tidak relevan dengan kondisi saat ini. Penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpalan data dilakukan dengan cara observasi, analisis dokumen, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat pada silabus sebelumnya adalah kumpulan KD yang dibuat dengan kondisi kehidupan normal. Pandemi Covid-19 telah memaksa pola pembelajaran yang awalnya di kelas berubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Sehingga, KD pada silabus kondisi normal masih tetap digunakan maka hal ini tidak relevan dan sangat menyulitkan peserta didik. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan hasil analisis KD esensial pada mata pelajaran sejarah wajib. Sehingga dapat dipergunakan oleh guru sejarah di seluruh Indonesia

    TVRI Stasiun Riau Kepri: Studi Kasus Keberadaan Media Massa dalam Pembangunan Provinsi Riau (1998-2018)

    Get PDF
    Abstract: Today, mass media development is growing rapidly, this can be seen in the variety of choices for people to get news, entertainment and knowledge. One of the growing mass media is television. Television plays a very important role in development. The purpose of this document is: To understand the initial process of the formation and development of the Riau Kepri Station of the Television Republic of Indonesia (TVRI) and the role of the Riau Kepri Station of the Television Republic of Indonesia (TVRI) as a mass media in development. Province of Riau in the field of Social and Economic, Education and Culture. The research method that will be used in this research is the historical method. The television era in Riau province started since 1977 when the TVRI Relay Station Tower was built at that time. The development of TVRI Riau Kepri Station began to appear in 1999, where in 1999 TVRI Riau Station was able to broadcast locally for the first time, exactly in January. The role of TVRI Riau Kepri Station served as a tool used to disseminate information about the public's development. in the province of Riau

    Eksistensi Prasasti Tungku Tigo Sejarang di Nagari Tuo Pariangan

    Get PDF
    Prasasti Pariangan adalah prasasti yang ditemukan di Nagari Tuo Pariangan. Nagari Tuo Pariangan adalah sebuah desa yang terletak di Gunung Marapi di Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Kajian ini menjelaskan tentang sejarah Nagari Tuo Pariangan dan proses ditemukannya prasasti ini, serta bagaimana kondisinya saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sejarah prasasti Pariangan atau yang sekarang lebih dikenal dengan prasasti tungku Tigo Sejarang oleh masyarakat sekitar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis dan menonjolkan proses dan maknanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Prasasti Pariangan tahun 1340 dibuat oleh Raja Adityawarman. Sesuai dengan namanya prasasti tungku Tigo Sejarang terdiri dari tiga batu besar dengan jarak antara ketiga batu tersebut tidak terlalu jauh dan jika dilihat dari tempat yang lebih tinggi akan terlihat seperti tungku segitiga tradisional. Pada tahun 2021, Dinas Pariwisata Kota Padang membantu dan merestorasi prasasti ini. Saat ini prasasti tersebut masih dalam tahap pemugaran.Prasasti Pariangan adalah prasasti yang ditemukan di Nagari Tuo Pariangan. Nagari Tuo Pariangan adalah sebuah desa yang terletak di Gunung Marapi di Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Kajian ini menjelaskan tentang sejarah Nagari Tuo Pariangan dan proses ditemukannya prasasti ini, serta bagaimana kondisinya saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sejarah prasasti Pariangan atau yang sekarang lebih dikenal dengan prasasti tungku Tigo Sejarang oleh masyarakat sekitar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis dan menonjolkan proses dan maknanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Prasasti Pariangan tahun 1340 dibuat oleh Raja Adityawarman. Sesuai dengan namanya prasasti tungku Tigo Sejarang terdiri dari tiga batu besar dengan jarak antara ketiga batu tersebut tidak terlalu jauh dan jika dilihat dari tempat yang lebih tinggi akan terlihat seperti tungku segitiga tradisional. Pada tahun 2021, Dinas Pariwisata Kota Padang membantu dan merestorasi prasasti ini. Saat ini prasasti tersebut masih dalam tahap pemugaran

    Perubahan Status Cagar Budaya Masjid Raya Senapelan Pekanbaru

    Get PDF
    Abstrak Cagar Budaya memiliki 5 kategori, dimana kategori tersebut dapat berpengaruh terhadap status cagar budaya, 5 kategori cagar budaya tersebut ialah: benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan. Berdasarkan kategori tersebut, maka Masjid Raya Senapelan Pekanbaru telah mengalami perubahan status cagar budaya berdasarkan kategorinya, yaitu dari bangunan cagar budaya menjadi struktur cagar budaya. Perubahan status Cagar Budaya Masjid Raya Senapelan Pekanbaru terjadi akibat adanya revitalisasi yang mengakibatkan terjadinya perubahan fisik dari bangunan Masjid Raya Senapelan Pekanbaru. Revitalisasi Masjid Raya Senapelan Pekanbaru dilaksanakan pada tahun 2009. Penelitian ini membahas tentang (1) Latar belakang perubahan status Cagar Budaya Masjid Raya Senapelan Pekanbaru; (2) Peran pemangku kebijakan dalam merenovasi bangunan Masjid Raya Senapelan Pekanbaru; (3) Proses perubahan status Cagar Budaya Masjid Raya Senapelan Pekanbaru; (4) Perubahan Masjid Raya Senapelan Pekanbaru tahun 2009-2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian sejarah dengan metode deskriptif yaitu mendeskripsikan jawaban melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masjid Raya Senapelan Pekanbaru tetap berstatus cagar budaya yang dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya. Abstract Cultural Conservation has 5 categories, where these categories can affect the status of cultural heritage, the 5 categories of cultural heritage are: objects, buildings, structures, sites, and areas. Based on these categories, the Pekanbaru Senapelan Grand Mosque has changed its cultural heritage status based on its category, namely from a cultural heritage building to a cultural heritage structure. Changes in the cultural heritage status of the Pekanbaru Senapelan Grand Mosque occurred due to the revitalization which resulted in physical changes to the Senapelan Pekanbaru Grand Mosque building. The revitalization of the Great Mosque of Senapelan Pekanbaru was carried out in 2009. This study discusses (1) the background of the change in the status of the Cultural Conservation of the Great Mosque of Senapelan Pekanbaru; (2) The role of policy makers in renovating the Senapelan Mosque, Pekanbaru; (3) The process of changing the status of the Cultural Conservation of the Senapelan Great Mosque of Pekanbaru; (4) Changes to the Pekanbaru Senapelan Grand Mosque in 2009-2017. This type of research is historical research with descriptive method, namely describing answers through observation, interviews, documentation and literature study. The results showed that the Pekanbaru Senapelan Grand Mosque remains a cultural heritage protected by Law No. 11 of 2010 concerning cultural heritage. &nbsp

    Eksistensi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Festival Pacu Sampan Leper Di Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir

    Get PDF
    Indonesia merupakan negara yang di dalamnya terdapat berbagai kebudayaan dan tradisi. Kebudayaan dan tradisi yang ada di Indonesia memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Salah satu tradisi yang terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir yang sampai saat ini masih eksis keberadaannya yakni Pacu Sampan Leper . Tradisi Pacu Sampan leper ini merupakan tradisi yang lahir dari tengah-tengah masyarakat yang sejak dahulu selalu memanfaatkan transportasi air. Dalam penelitian ini memiliki tujuan yakni adalah: Untuk mengetahui latar belakang festival pacu sampan leper di Kabupaten Indragiri Hilir, untuk mengetahui nilai-nilai kearifan lokal dalam festival pacu sampan leper serta mengetahui upaya pelestarian festival pacu sampan leper di Kabupaten Indragiri Hilir. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Berawal dari masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir yang sejak dahulu selalu memanfaatkan transportasi sampan untuk kegiatan sehari-hari. Namun kondisi alam Inhil yang setiap tahunnya mengalami kondisi pasang surut mengakibatkan sungai-sungai yang ada di Inhil menjadi kering dan menyulitkan menggunakan sampan ketika kondisi surut. Masyarakat yang sudah terbiasa dengan kondisi alam seperti itu membuat suatu inovasi dengan menciptakan suatu transportasi yang dapat digunakan ketika kondisi surut yakni sampan leper

    The Existence of Suluk During the Achmad Government in Rokan Hulu District (2006-2016)

    Get PDF
    The purpose of this study is to determine: (1) To determine the condition of the existence of Suluk during the reign of Achmad in Rokan Hulu Regency, (2) To know the development of Suluk during the reign of Achmad in Rokan Hulu Regency, (3) To find out the impact of the existence of Suluk on people's lives during the reign of Achmad in Rokan Hulu Regency. This study uses a historical approach, data collection methods with field studies in the form of interviews and documentation as well as archive and library studies. This research was conducted in Rokan Hulu Regency. After the data is collected, the data examiner is carried out with source criticism, namely by testing the authenticity of the sources obtained by comparing one data with another, such as comparing the results of interviews with written evidence. Based on the results of this study, it can be concluded, namely, (1) The existence of Suluk during the Achmad period looks quite good with an increase in the number of Suluk congregations, (2) Suluk has developed quite rapidly, this is evidenced by the construction of quite a lot of Suluk Surau, (3) for the community. Suluk is very influential in everyday life in society

    Peran Syekh H. Imam Sabar Al-Kholidi dalam Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah di Onder Distrik Mandau Kerajaan Siak

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri sejarah tarekat Naqsyabandiyah Distrik Mandau Kesultanan Siak dengan memfokuskan kajian pada peranan Tuan Syekh H. Imam Sabar Al-Kholidi Naqsyabandi Bin Encik Coteih dalam mengembangkan ajaran Islam jalur tarekat Naqsyabandiyah di onder distrik Mandau tepatnya di desa Balai Pungut. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawanacara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tarekat Naqsyabandiyah berkembang dan diamalkan di Indonesia pada abad ke-19. Kerajaan Siak menjadi pusat berkembangnya ajaran tarekat Naqsyabandiyah di Riau. Desa Balai Pungut menjadi saksi nyata berkembangnya ajaran tarekat Naqsyabandiyah di wilayah Mandau pada masa Kerajaan Siak Sri Indrapura oleh Tuan Syekh H. Imam Sabar Al-Kholidi Naqsyabandi bin Encik Coteih. Tarekat Naqsyabandiyah untuk pertama kalinya mulai berjalan dan dipimpin langsung oleh Syekh H. Imam Sabar Al-Kholidi Naqsyabandi pada tahun 1925 di desa Beringin. Kemudian baru pada tahun 1936 diajarkan dan dikembangkan di desa Balai Pungut.Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri sejarah tarekat Naqsyabandiyah Distrik Mandau Kesultanan Siak dengan memfokuskan kajian pada peranan Tuan Syekh H. Imam Sabar Al-Kholidi Naqsyabandi Bin Encik Coteih dalam mengembangkan ajaran Islam jalur tarekat Naqsyabandiyah di onder distrik Mandau tepatnya di desa Balai Pungut. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawanacara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tarekat Naqsyabandiyah berkembang dan diamalkan di Indonesia pada abad ke-19. Kerajaan Siak menjadi pusat berkembangnya ajaran tarekat Naqsyabandiyah di Riau. Desa Balai Pungut menjadi saksi nyata berkembangnya ajaran tarekat Naqsyabandiyah di wilayah Mandau pada masa Kerajaan Siak Sri Indrapura oleh Tuan Syekh H. Imam Sabar Al-Kholidi Naqsyabandi bin Encik Coteih. Tarekat Naqsyabandiyah untuk pertama kalinya mulai berjalan dan dipimpin langsung oleh Syekh H. Imam Sabar Al-Kholidi Naqsyabandi pada tahun 1925 di desa Beringin. Kemudian baru pada tahun 1936 diajarkan dan dikembangkan di desa Balai Pungut
    corecore